Page 255 - Final Sejarah Islam Asia Tenggara Masa Klasik
P. 255
“Apakah masih belum tiba waktunya sempurna, ketika “diri” telah terlebur keras oleh Syekh Nuruddin ar-Raniri, keseluruhan memperlihatkan “perjalanan
bagi orang-orang yang beriman supaya dalam rasa kesatuan Ilahi. Tetapi ulama besar dar Ranir, yang sangat pemikiran” yang sangat memikat—mulai
hatinya tunduk untuk mengingat apakah arti dari keterlibatan dalam tajam dan produktif. dari keharusan syariat dan etika Islam
Allah dan kebenaran wahyu yang telah kesatuan Ilahi ini? Hal inilah yang sampai akhirnya pertemuan dengan al-
diturunkan? Jangan hendaknya mereka menjadi pangkal perdebatan—apakah Masalah teologis pokok yang Khalik. Ketika Hamzah, bersyair kepada
meniru ahli-ahli kitab yang dulu, yang kesatuan dalam wujud, zat, ataukah ditentangnya bukanlah hal yang unik kaum awam, agar:
setelah lama berlalu, hati’ mereka shuhud, kesaksian? Wahdat al-wujud dalam sejarah mistisisme Islam. Hamzah,
menjadi berat. Bahkan sebagian mereka meniadakan eksistensi realitas, karena atau pun Syamsuddin, mempunyai Fardhu dan sunnat yogya kau pakai
menjadi fasik”. Tetapi, bagaimana telah tergabung dalam “kesatuan “teman” yang cukup banyak. Di samping akan lima waktu jangan kau lalai
caranya? Maka, dalam Surah 52/aI- wujud” dengan Allah—suatu sikap para mistikus besar dari “zaman
Hadid: 3, Allah memberi tanda, “Dialah monistik yang pantheistik ekstrim telah keemasan” Islam, seperti Ibn al-Arabi, Halal dan haram faraqhan bapai
Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir ditemukan. Tetapi wahdat al shuhud al-Hallaj, dan lainnya, permasalahan Itulah amal yang tiada berbagai 84
dan Yang Batin. Dia Maha Mengetahui bertolak dari pengakuan bahwa tingkat corak hubungan antara makhluk dan
segala-galanya”. Dan, lebih lagi (ayat 4), yang tertinggi ialah terjadinya kasyaf al-Khalik, juga dihadapi oleh suluk- atau, ketika ia barulah sekedar mengingatkan
“Dia ada bersamamu di mana saja kamu atau shuhud, ketika diri terasa telah suluk Jawa, seperti antara lain yang lagi,
berada. Allah Maha Melihat apa yang menjadi bagian dari suasana ke-Ilahi- terkenal, Suluk Wijil dan Suluk Kalifah, “Aho segala kita yang bernama Islam
kamu kerjakan”. Selanjutnya Surah 50 an. Jika yang pertama, telah bercorak dan tak kurang pentingnya masalah usul
80
: 15, Kami lebih dekat padanya daripada monistik, maka yang kedua masih suluk atau prinsip-prinsip suluk yang Yogya diturut Hadith dan Kalam
urat nadinya”. Demikian dekat, tetapi bertahan pada sifat hakiki berbeda dibahas dengan mendalam oleh kitab Karena firman dalamnya taman
terasa begitu jauh jalan yang harus antara Yang Mencipta (al-Khalik) dengan yang dulu disebut “Het Boek van Bonang
ditempuh untuk dapat menemui-Nya. yang dicipta (makhluk). tetapi, menurut pembacaan Drewes, lebih Mengatakan Tuhan tiada bermakam 85
Dalam proses untuk berhubungan tepat disebut, “Nasehat Seh Bari”. Namun Dari sudut pemikiran ortodoksi,
dengan Allah ini bukan saja perdebatan Berdasarkan teks-teks yang ditemukan arti kehadiran Hamzah Fansuri, sang syariah Ke-esaan Tuhan Yang Maha
teologis yang hebat telah terjadi (dan bisa diketahui bahwa perdebatan penyair sufistik, dalam sejarah pemikiran Ada dan keharusan untuk mengikuti
masih berlangsung), dan berbagai corak mengenai hal ini barulah terjadi di tetap penting. Bukan saja syair yang Hadith dan memahami kalam Allah
aliran tarekat bermunculan, “penetrasi” abad ke-16 di Asia Tenggara. Dalam dihasilkannya boleh dikatakan termasuk adalah bagian-bagian pokok. Tetapi
81
dari pemikiran mistik ke dunia masalah inilah Hamzah Fansuri, tampil teks yang tertua, tetapi juga ditangannya bagaimanakah kalau sekiranya segala
pemikiran agama lain pun kadang- sebagai pembawa suluh dari sejarah ajaran tasauf tampil dalam bentuk estetik hal itu tidak sekedar dipahami dan
kadang menyelinap juga. pemikiran Islam, untuk kemudian yang bernilai tinggi. Salah satu suluk
diikuti oleh Syamsuddin as-Sumatrani, tertua, Serat Suluk Sukarsa, barangkali diikuti, tetapi harus dilanjutkan
82
Tasauf, sebagai intensifikasi dalam seorang murid Hamzah atau setidaknya dipengaruhi oleh Hamzah Fansuri, sebab dengan intensifikasi pendekatan
pengabdian kepada Allah, adalah usaha mencoba memberi tafsiran atas syair- ungkapan-ungkapannya mirip dengan diri dengan Sang Maha Pencipta?
untuk mencapai tingkat gnosis yang syair Hamzah Fansuri yang pelik-pelik. syair Hamzah. Tidak kurang daripada Bagaimanakah bisa dipahami nasehat
83
tertinggi, tingkat makrifat yang paling Ajaran mereka berdualah yang ditentang kesemua itu syair-syairnya secara Hamzah, yang berbunyi:
242 Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik Dinamika islam Di asia tenggara: masa klasik 243

