Page 56 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 56
Tempat penyimpanan: kropakan, asal:
salinan, keadaan: baik, ukuran: 50,5
cm x 3,8 cm, ruang tulisan: 41,1 cm
x 3,5 cm, tebal: 42 lembar, jumlah
halaman: 84 halaman, jumlah baris
per halaman: 4 baris, aksara: Bali, cara
penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
RINGKASAN ISI BABAD bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
Babad ini menceritakan tentang Bhatara Arya Damar anak dari selir Anunulup. Para putra beliau selalu tersembunyi seperti yang tersembunyi bentuk teks: prosa, subjek: Babad, usia:
Sri Maharaja Bhrawijaya yang memerintah di Majapahit. Arya Damar di Daerah Badung bernama Bhatara Pucangan, Arya Pucangan menurunkan 5. 88 tahun.
ditugaskan untuk memerintah di Palembang. Selain itu, ketika itu Bhatara Arya Notor Wandira, yang selanjutnya menurunkan Sang Arya Keterangan lain: pada lembar
Bhatara Arya Kenceng datang ke Bali untuk menjaga ketentraman Bali. Kubon Tingguh, dan adiknya membangun negri Tabanan. Kemudian 1r bagian kanan terdapat tulisan
Diceriterakan I Bagus Alit yang selalu diganggu oleh burung gagak, karena putri Kebon Tingguh diambil oleh Arya Pucangan yang bertempat di BABAD BRAHMANA PURANA VA/4/678 “Brahmāṇa-pūraṇa, toeroenan dari
kemarahannya terhadap burung-burung tersebut, semua burung-burung Istana Tabanan. Begitu juga Aryeng Kubon Tingguh menurunkan Nararya lontarnja Ida Poetoe Taman Toesan
gagak dibasminya hingga habis. Karena I bagus Alit dapat menyelamatkan Bandana. Kyai Nengah Samping Boni dan Kiyai Nyoman Batan Ancak dan dari Bandjarangkan [Kloengkoeng]
Dalem dari gangguan burung gagak, maka diberi gelar Dewa Hyang Kiyai Ketut Lebah. ditoeroen oleh I Poetoe Grija, Br.
Paketan.
Pengarang/penyalin: I Poetoe Grija.
Kolofon: <42r> °iti waŋ bhaŋ pūraṇa,
tlas tinular riŋ siṅhāraja, duk∙ riŋ dina,
- ra, wa, wara kuniṅan∙, paṅloŋ piŋ, 10,
raḥ, 3, tĕṅgĕk∙, 5, °i śaka, 1853.
44 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 45