Page 85 - BKSN 2021 (1)
P. 85
dunia. Kristus adalah akhir, finalitas, dan kepastian segala sesuatu. De-
ngan-Nya, orang tidak perlu pengganti atau tambahan. Bersama dengan
Yesus Kristus, tidak diperlukan lagi usaha untuk mencari kebenaran yang
lain, sebab kebenaran sudah ada dalam Dia, dan segala kebijaksanaan
dan pengetahuan tersembunyi dalam diri-Nya (Kol. 2:3).
Gelar “Saksi yang setia dan benar” merupakan penegasan dari
gelar “Amin”. Dalam teks sebelumnya, Yesus disebut “Saksi yang setia”
(Why. 1:5) dan “Yang Benar” (Why. 3:7). Sebagai “Saksi yang setia dan
benar”, Yesus akan menelanjangi segenap kepalsuan dalam diri manusia
(dalam hal ini jemaat di Laodikia). Ini juga mengimplikasikan bahwa di
hadapan Yesus, jemaat dituntut untuk berani melakukan introspeksi se-
cara jujur, serta memperlihatkan keinginan yang serius dan tulus untuk
perubahan hidup.
Sebutan terakhir yang menarik adalah “permulaan dari ciptaan
Allah”. Dalam konteks dunia Romawi, istilah “permulaan” adalah gelar
ilahi. Kaisar Romawi digelari princeps, artinya “yang pertama” di antara
penduduk Roma. Sedikit berbeda arti dengan pandangan dunia Romawi,
gelar “permulaan” dalam teks ini lebih bermakna teologis, yaitu sebagai
“sumber atau asal mula”. Dengan demikian, Yesus adalah sumber segala
ciptaan. Ia berkuasa atas segala ciptaan. Ia adalah Kristus yang abadi, “Se-
bab” dari segala sesuatu (Yoh. 1:3; Kol. 1:16-17; Why. 1:8; 21:6). Gelar ini
masih terkait dengan gelar Yesus yang disebutkan di awal dan di akhir
kitab Wahyu, “Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada
dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa” (Why. 1:8);
dan, “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian,
Yang Awal dan Yang Akhir” (Why. 22:13). Gelar ini menegaskan bahwa
Yesus bukan hanya permulaan dari ciptaan Allah sekarang ini, melainkan
juga permulaan dari surga dan bumi baru yang akan datang, yang kekal
dan mulia (Why. 21:1-7).
Dengan menyebutkan ketiga gelar itu, penulis kitab Wahyu hen-
dak memperlihatkan peran dan posisi Yesus dalam menegakkan kebenar-
an dan keadilan di dunia ini. Dia berdaulat, berkuasa, dan abadi. Gelar
tersebut juga menambah keseriusan teguran Yesus kepada jemaat di Lao-
dikia.
Suam-suam kuku
Yesus mengetahui apa yang dilakukan oleh jemaat di Laodikia
(ay. 15a). Meskipun tidak dijelaskan secara persis seperti apa tindakan
Pertemuan Keempat 83