Page 89 - BKSN 2021 (1)
P. 89

dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi” (Ams.
            3:12). Karena jemaat Laodikia sudah menerima Kristus, mereka menjadi
            anak-anak Allah. Hanya, kelakuan mereka masih belum selaras dengan
            semangat Kristen. Sebagaimana orang tua yang ingin mengembangkan
            kualitas  hidup  anaknya  terkadang  memberi  teguran  dan  ajaran  yang
            keras, demikianlah Yesus melakukan hal yang sama kepada jemaat ini.
            Para nabi dalam Perjanjian Lama juga sering kali menegur dengan kata-
            kata keras demi perubahan hidup bangsa Israel ke arah yang benar. Selalu
            ada intensi mulia dan luhur di balik teguran keras, apalagi jika ini berasal
            dari Tuhan sendiri.
                    Kata Yunani yang diterjemahkan dengan “relakanlah hati” adalah
            zeleue. Secara harfiah, kata ini berarti “bersemangatlah” atau “bernyala-
            nyalalah”. Dengan penggunaan kata ini, Yesus mengajak jemaat Laodikia
            untuk  berubah  dari  mentalitas  suam-suam  kuku.  Jemaat  diminta  un-
            tuk setia pada hidup Kristen dengan berdoa dan berkumpul untuk me-
            renungkan sabda Allah, dan yang terpenting, merelakan diri untuk di-
            penuhi, dikuasai, dan digerakkan oleh Roh Kudus.
                    Sementara itu, kata Yunani yang diterjemahkan dengan “berto-
            batlah” adalah metanoeson, atau dalam istilah populer metanoia. Meta-
            noia tidak hanya menunjuk pada perubahan sikap dan perilaku dari yang
            tidak baik di masa lampau menuju yang baik di masa depan. Lebih dari
            itu,  metanoia  adalah  perubahan  (cara)  berpikir.  Pertama-tama,  orang
            perlu  mengakui  kesalahan di  masa  lampau atau sekarang.  Setelah  itu,
            orang perlu memiliki niat, rencana, dan strategi yang tepat untuk mem-
            perbaikinya di masa depan. Perubahan sikap dan perilaku harus didasari
            oleh perubahan cara berpikir dan cara pandang.
                    Dengan seruan bernada perintah ini, jemaat Laodikia diajak un-
            tuk mengubah cara berpikir mereka tentang kekayaan dan rasa percaya
            diri yang berlebihan, sehingga dapat berdampak pada kehidupan rohani
            mereka.

            Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk
                    Setelah perintah untuk “lebih bersemangat” dan “bertobat”, Ye-
            sus mengundang jemaat Laodikia untuk datang kepada-Nya, “Lihat, Aku
            berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar
            suara-Ku  dan  membukakan  pintu,  Aku  akan  masuk  mendapatkannya
            dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan
            Aku” (ay. 20).

                                                     Pertemuan Keempat   87
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94