Page 60 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 60

pembicara  tidak  boleh  sekali-kali  kelihatan  ragu  dalam  ucapan  dan  sikapnya.
                        Ungkapkanlah  segala  sesuatu  itu  dengan  tegas  dan  tuntas,  sehingga  tergam-bar

                        dengan jelas dalam imajinasi dan abstraksi pendengar. Kemukakan alasan-alasan
                        secara konkret dan hindarilah hal-  hal yang abstrak.

                               Mengingat nafsu massa yang ingin melihat ke atas, ingin dipimpin, ingin

                        mengikuti  pemimpin  yang  memberi  kepastian  batin,  serta  yang  dapat  menjadi
                        pedoman hidupnya, maka segala ungkapan rendah diri harus disingkirkan jauh-

                        jauh. Misalnya, ungkapan, "Saya sebenarnya tidak tahu apa-apa. Saya hanya ingin
                        mengemukakan  atau "Saya bukan orang yang ahli, tetapi dan lain sebagainya tidak

                        menguntungkan sama sekali untuk diucapkan, bahkan hal itu sangat merugikan.

                        Meskipun itu dimaksudkan sebagai etika berbicara, tetapi secara psikologi massa,
                        pernyataan itu tidak tepat, karena tidak sesuai dengan semangat massa yang ingin

                        mencari kepastian batin. Akibat lainnya, mereka akan menjadi ragu-ragu tentang
                        kebenaran dan ketepatan apa yang disampaikan oleh pembicara. Di hadapan umum,

                        pembicara  haruslah  menunjukkan  kepribadian  yang  kuat,  memiliki  wibawa  dan

                        pesona yang meyakinkan. Pembawaan, kata-kata yang diucapkan pembicara dan
                        alasan-alasan  yang  disajikan  hanis  mencerminkan  keyakinan  dan  keteguhan

                        pendiriannya.
                               Sekali  Iagi,  pembicara  tidak  baik  merendah-rendahkan  diri  secara

                        berlebihan.  Tidak  baik  pula  menunjukkan  kesombongan  dan  keangkuhan,
                        walaupun  ia  terkenal  sebagai  seorang  yang  ahli  tentang  apa  yang  dibicarakan.

                        Peliharalah  etika  retorika  dalam  batas-batasnya  yang  wajar,  jangan  keterlaluan.

                        Sikap sewajarnya atau pertengahan adalah sikap terbaik dalam segala hal.
                               Dasarilah  Retorika  di  depan  umum  dengan  rasa  cinta  kasih  pada  semua

                        pendengar.  Sebab,  cinta,  kasih  dan  sayang  yang  mendasari  jiwa  kita  dalam
                        menyampaikan  suatu  uraian  akan  membawa  pengaruh  tersendiri  terhadap  jiwa

                        pendengar. (Rousydy, 1989: 284-286)


                        G. RETORIKA ENERJIK

                           Menurut  Herbert  V.  Prochnow  (1987:  66-167),  ada  tiga  syarat  untuk
                        menghasilkan Retorika enerjik atau penuh semangat, yaitu:

                                  1.   Anda harus berbicara dengan penuh energi dan antusias.



                                                              56
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65