Page 208 - Perilaku Konsumen - Mashur Razak
P. 208
nilai-nilai keluarga kuno serta sangat kuat dalam mempengaruhi
nilai-nilai kelompok lain. Baby boomer memiliki dampak yang
kuat pada pasar perumahan, mobil, panganan, pakaian dan
kosmetik, serta jasa keuangan. Misalnya, hampir seperempat dari
boomer adalah single, menciptakan pasar yang kuat bagi acara
berlibur dan barang-barang konsumsi terbungkus. Di samping
itu, walaupun mereka mereka memiliki jumlah anak yang lebih
sedikit per rumah-tangga, besarnya jumlah mereka yang masuk
dalam kelompok boomer menyebabkan peningkatan yang besar
pada kelahiran di awal tahun 1990-an-sebuah “gaung boom
bayi.” Pasar baby boomer, selanjutnya, adalah pasar yang paling
menguntungkan dan menantang yang pernah dilihat para
pemasar. Sebagian perusahaan berusaha mendisain produk baru,
mendisain ulang dan memposisikan ulang barang-barang lama
mereka untuk pasar yang disasarnya.
• Pasar yang dewasa. Sejalan dengan menuanya negara Amerika
(dan negara-negara industri lainnya seperti Jepang dan sebagian
besar negara Eropa), pemasar merasakan pentingnya nilai
ekonomis pasar orang dewasa, yang didefinisikan sebagai
konsumen dengan usia di atas 55 tahun. Karena pasar orang
dewasa cukup beragam, pemasar sering memberi perhatian pada
kelompok subbudaya yang lebih kecil yang didasarkan pada
rentang usia yang lebih sempit, seperti lebih dewasa (55-64), tua
(65-74), tua sekali (75-84), dan renta (di atas 85). Pasar dewasa
adalah salah satu dari subbudaya yang tumbuh sangat cepat di
masayarakat Amerika. Pada tahun 2000 diperkirakan akan ada
35 juta konsumen di atas 65 tahun dari sekitar 30 juta pada tahun
1987. Sekitar 80 persen dari populasi amerika saat ini
diperkiarakan akan hidup hingga mendekati usia 80an (Peter dan
Olson, 2000). Abad yang akan datang ini akan menjadi saksi dari
pertumbuhan raksasa permintaan akan produk dan jasa untuk
konsumen dewasa, termasuk perawatan orang dewasa,
perawatan medis, serta makanan rendah kolestrol, gula, garam,
dan kalori. Produk lain yang tidak terkait dengan kesehatan
Perilaku Konsumen | 195