Page 21 - Model Pembelajaran Osborn
P. 21
kesimpulan dan memberi contoh untuk mendukung
pernyataannya; (b) Pertanyaan Sintesis, untuk melihat
apakah siswa dapat membuat prediksi, menyelesaikan
masalah atau menghasilkan ide dan gambaran; (c)
Pertanyaan Evaluasi, untuk melihat apakah siswa dapat
menilai kualitas suatu ide, pemecahan masalah, atau hasil
seni, dan apakah siswa dapat memberi opini mengenai isu
atau kontroversi berdasarkan rasional. Namun secara
pratical penelitian melaporkan bahwasannya guru tidak
menggunakan pertanyaan tingkat tinggi dalam mengajar
(Galton dkk, 1999; Walsh dan Sattes, 2005). Sedangkan
berdasarkan kaidah taksonomi Bloom edisi revisi,
pertanyaan dapat digolongkan menjadi pertanyaan
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta (Guspatni, 2017).
Fakta yang terjadi di lapangan tentu sangat
bervariasi, mulai dari bagaimana seorang guru memberikan
pertanyaan untuk siswa, bagaimana tiap guru memiliki jenis
pertanyaan yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran
yang berhubungan dengan pengalaman mengajar masing-
masing, atau pertanyaan yang diajukan siswa dalam proses
pembelajaran, serta faktor-faktor siswa aktif dan kurang
aktif dalam bertanya, dan lain sebagainya. Sebagai contoh
adalah respon siswa saat guru memberikan pertanyaan
tingkat rendah atau sulit. Jika pertanyaan itu sulit dan
membutuhkan jawaban yang mendalam, siswa enggan
menjawabnya sehingga seringkali guru menjawab
pertanyaan itu sendiri. Terkadang walaupun guru telah
memberikan kesempatan untuk bertanya, tidak serta merta
membuat siswa mau bertanya. Terdapat banyak tekanan
yang membuat siswa enggan bertanya, seperti rasa malu,
takut, rendah diri, dan ketidakpedulian merupakan faktor-
faktor yang banyak dijumpai dalam banyak kasus (Yunarti,
16