Page 120 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 120

HUBUNGAN INDONESIA DAN JEPANG DALAM LINTASAN SEJARAH



                    ekonomi, pertanian maupun lain-lain, guna melekaskan hancurnya Inggris
                               84
                    dan Amerika."

                    Sebagai balasan akan "bantuan" tadi, maka atas "kemurahan hati Nippon",
            diambillah  langkah-langkah  untuk  mengambil  hati  golongan  Tionghoa,  yakni  (i)
            kesempatan yang mem-perbolehkan orang Tionghoa mempunyai "wakil" di Chûo
            Shangi  In  (Dewan  Pertimbangan  Pusat);  (ii)  Penghapusan  surat  jalan;  (iii)
            Kesempatan untuk memasuki Jawa Hôkôkai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) (iv)
            mulai  tanggal  1  Mei  1944  golongan  Tionghoa  yang  genap  berumur  17  tahun
            dibebaskan  dari  kewajiban  membayar  uang  pendaftaran,  sedangkan  yang  belum
            membayar lunas masih harus membayar dengan mencicil dengan aturan yang lebih
            gampang.
                    85

            Dibangkitkannya Aktivitas Budaya Tionghoa

            Dalam  kerangka  politik  resinifikasi  yang  dijalankannya,  Jepang  menghidupkan
            kembali  berbagai  bentuk  budaya  Tionghoa,  yang  sekaligus  dimaksudkan  supaya
            mengundang simpati dari golongan Tionghoa.
                    Pertama-tama  yang  berusaha  dihantam  adalah  "budaya  Belanda",  yang
            dituduh  telah  membius  orang-orang  peranakan.  86   Berbagai  bentuk  kesenian
            Tionghoa,  yang  selama  ini  dianaktirikan  oleh  kaum  peranakan,  kini  seolah
            mendapatkan  angin.  Misalnya  di  Yogyakarta,  musik  tradisional  Tionghoa  --yang
            dimainkan grup "Tjing Kwang" pimpinan Yap Djie Siang-- diijinkan untuk dimainkan
            di  radio  milik  pemerintah  (hôsôyoku),  padahal  di  zaman  Belanda  tidak  ada
            kesempatan seperti itu.  Dalam analisis seorang propagandis HCCH, pada zaman
                                87
            Belanda, para pemuda Tionghoa telah di-ninabobo-kan oleh lagu-lagu dari Barat.
            Dengan  adanya  kesempatan  grup  musik  Tionghoa  tampil  di  radio  pemerintah,
            diharapkan  para  pemuda  Tionghoa  Yogyakarta  menjadi  sadar  bahwa  lagu-lagu
            Tionghoa modern tidak jelek, bahkan tidak kalah mutunya dengan lagu-lagu Barat.
            Akhirnya  diharapkan  langkah  grup  "Tjing  Kwang"  akan  diikuti  grup-grup  musik
            Tionghoa lainnya.
                           88








                                                111
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125