Page 43 - Hubungan Indonesia Jepang dalam Lintasan Sejarah
P. 43
BANZAI!
OPERASI MILITER JEPANG UNTUK MENGUASAI INDONESIA
berpangkalan di Jepang, dan Grup Infanteri ke-56, yang berada di Palau. Mereka
diberikan waktu 150 hari untuk menyelesaikan operasinya. Sementara itu, Satuan
31
Darat ke-25, yang bermarkas besar di Pulau Hainan di lepas pantai Cina Selatan,
memiliki unit-unit yang bertebaran di Cina dan Formosa. Di samping Malaya,
mereka ditugaskan untuk merebut Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Kedua
32
satuan darat itu didukung oleh Grup Udara ke-3 Angkatan Darat yang berpangkalan
di selatan Cina dan utara Indocina, yang membawahi lima resimen pesawat
pemburu, empat resimen pesawat pembom ringan, empat resimen pesawat
33
pembom berat, dan dua resimen pesawat pengintai.
Pada mulanya, Jepang hanya merencanakan pengerahan dua divisi, yaitu
Divisi ke-2 dan Divisi ke-38 untuk menyerbu Hindia Belanda,. Keduanya merupakan
unit yang mempunyai pengalaman perang di Cina. Sebelum dilibatkan dalam
penyerbuan ke Hindia Belanda, Divisi ke-2 juga sempat bertempur melawan
Tentara Merah Soviet di Manchuria pada tahun 1939, sementara Divisi ke-38 ikut
34
serta dalam perebutan Hong Kong pada hari-hari pertama Perang Pasifik. Dalam
perkembangannya, Jepang kemudian menambah satu divisi lagi untuk menyerbu
Hindia Belanda, yaitu Divisi ke-48, sebuah divisi berpengalaman di Cina yang
35
dikirimkan sesudah perebutan Manila. Dua resimen tank, ke-2 dan ke-4, juga
dikerahkan dalam penyerbuan ke Hindia. Keduanya diperlengkapi dengan 69 tank
ringan Tipe 94 dan tank menengah Tipe 97 serta lima tank ringan M3 hasil
36
rampasan dari pihak Sekutu.
Unit-unit Tokubetsu Rikusentai (Pasukan Khusus Pendaratan Angkatan
Laut) ditugaskan di semua operasi untuk mengamankan sasaran tertentu, di mana
beberapa di antaranya bertugas secara independen dari Angkatan Darat sementara
yang lainnya dilibatkan dalam misi gabungan. Untuk menyerbu Hindia Belanda,
Angkatan Laut Jepang menyediakan sekitar 20 pesawat pemburu dan sekitar 100
pesawat penyerang yang berpangkalan di darat dari Unit Udara ke-1 (Armada
37
Udara ke-22).
Untuk penyerbuan ke Hindia Belanda, Jepang juga mengerahkan pasukan
payungnya yang baru dan awalnya dinamakan 1001 Go Jikken Kenkyu (Unit Riset
Penelitian ke-1001). Pada mulanya, pasukan yang dibentuk pada bulan November
38
1940 ini direncanakan hanya diterjunkan untuk merebut ladang-ladang minyak di
Palembang. Namun, mereka kemudian juga diterjunkan di Manado dan Kupang.
39
Dengan demikian, Hindia Belanda menjadi ajang pertama perang yang diikuti oleh
pasukan payung Jepang.
Selain pasukan tempur dan unit-unit pendukungnya, Satuan Darat ke-16
Jepang juga membawa sebuah kelompok jawatan propaganda di bawah Letnan
34