Page 1 - LOMBAJURNALIS
P. 1
NO
1
Judul
Bantuan Pendidikan untuk Tingkatkan SDM Berkualitas
Indonesia akan mengalami bonus demografi selama rentang waktu 2020 hingga 2035 dan puncaknya terjadi pada tahun 2030. Saat itu, komposisi penduduk di tanah air akan didominasi oleh kelompok usia produktif sebagai mesin penggerak ekonomi bangsa. Bonus tersebut akan menjadi keuntungan bagi Indonesia sebab masa-masa produktif negara-negara maju terus menyusut.
Langkah Presiden Jokowi pada 2019 yang tidak lagi fokus membangun infrastruktur fisik dan memindahkannya ke pembangunan SDM sungguh suatu langkah yang tepat. Sebab jika tidak disiapkan dari sekarang, bonus tersebut akan berubah menjadi bencana.
Berdasarkan data, pada 2030 nanti Indonesia akan membutuhkan sebanyak 113 juta tenaga kerja terdidik. Masalahnya, data BPS 66 % angkatan kerja Indonesia hanya memiliki latar belakang pendidikan SMP hingga SD kebawah. Maka dari itu, perluasan akses masyarakat ke institusi pendidikan sangat perlu dilakukan oleh pemerintah pada tahun depan. Bukan hanya menambah sekolah namun juga bantuan pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) di jenjang sekolah dan juga beasiswa Bidikmisi ditingkat pendidikan tinggi.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad mengatakan, adanya beasiswa Bidikmisi sangat berkontribusi pada untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. ''Bidikmisi ialah program unggulan untuk meningkatkan akses dan kesempatan kuliah bagi siswa yang tidak mampu dan memiliki prestasi akademik,'' katanya.
Sampai 2017 ini jumlah mahasiswa Bidikmisi telah mencapai 522.371 orang. Intan menjelaskan, tahun depan jumlah penerima Bidikmisi akan ditambah menjadi 130.000 orang. Jumlah penerima beasiswa ini dari tahun ke tahun memang selalu ditingkatkan. Tahun ini jumlahnya 90.000 penerima dengan total anggaran mencapai Rp3,76 Triliun. Guru besar biologi ITB ini menuturkan, mahasiswa penerima beasiswa ini memang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Namun syarat utama lainnya adalah mereka harus berprestasi secara akademik. Maka dari itu, kata dia, pemerintah sangat bangga bahwa mayoritas dari mereka memperoleh IPK diatas 3.0. ''Mereka meraih capaian akademik yang luar biasa. Mereka pun berkontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan disetiap perguruan tinggi,'' katanya.
Ucapan Intan memang terbukti. Contoh saja Riswanda Himawan dia dinobatkan menjadi wisudawan di kampus tehnik terbaik di negeri ini sebagai peraih IPK tertinggi yakni di ITS September lalu. Saat mau melanjutkan kuliah ayahandanya malah dipensiunkan